Sebelum kalian membeli rumah dari pengembang melalui skema kredit, kalian harus memahami terlebih dahulu mengenai booking fee KPR. Fungsi utama dari booking fee adalah sebagai uang tanda jadi, yang menunjukkan keseriusan calon pembeli terhadap rumah yang diincar. Pembayaran booking fee sering diperlukan dalam berbagai skema pembelian rumah, termasuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR), pembelian rumah indent, dan pembelian dengan skema cash bertahap.

Baca juga: Cara Mengajukan KPA: Syarat dan Tips Agar Disetujui Oleh Bank

Apa itu Booking Fee KPR?

Hadirnya booking fee pada pembelian rumah sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak dalam transaksi KPR. Bagi pembeli, membayar booking fee memberikan rasa aman karena properti yang diinginkan tidak akan dijual kepada orang lain selama proses pengajuan kredit berlangsung. Ini penting karena proses persetujuan KPR oleh bank memerlukan waktu. Booking fee juga akan diperhitungkan sebagai bagian dari biaya pembelian rumah, sehingga pembeli hanya perlu membayar uang muka selanjutnya. Bagi penjual atau pengembang, booking fee menandakan adanya calon pembeli potensial yang serius, sehingga mereka bisa mengalokasikan unit tersebut kepada pembeli tersebut.

Ternyata Indoensia belum ada peraturan resmi dari pemerintah Indonesia mengenai booking fee ini. Hal ini berbeda dengan praktik di banyak negara lain yang tidak menerapkan booking fee untuk pembelian properti. Oleh karena itu, pengembalian booking fee sepenuhnya bergantung pada perjanjian antara pembeli dan penjual. Pembeli harus memastikan syarat dan ketentuan mengenai pengembalian booking fee jika KPR ditolak, yang biasanya tertera dalam perjanjian awal.

Apa Perbedaan Booking Fee Dengan Uang Muka dan NUP?

Terdapat istilah lain dalam transaksi properti selain Booking Fee, yaitu uang muka (down payment/DP) dan Nomor Urut Pemesanan (NUP).

Perbedaan Booking Fee dan Uang Muka

Booking fee adalah uang pemesanan yang menunjukkan keseriusan calon pembeli terhadap unit yang diinginkan. Biasanya, booking fee ditetapkan oleh developer dan besarnya bisa bervariasi, mulai dari Rp500 ribu. Uang muka adalah pembayaran awal yang merupakan bagian dari harga total properti. Besarnya uang muka biasanya sekitar 30% dari harga jual properti dan dibayar setelah booking fee.

Perbedaan Booking Fee dan NUP

NUP atau Nomor Urut Pemesanan dikenakan kepada calon pembeli saat properti masih dalam tahap pembangunan dan belum dirilis ke pasar. NUP bersifat refundable, artinya uang bisa dikembalikan jika pembeli membatalkan pesanan. Selain itu, pemegang NUP memiliki hak untuk memilih lokasi dan tipe unit rumah, serta mendapatkan harga promo jika ada kebijakan khusus dari pengembang.

Baca juga: Tahapan Pengajuan KPR Hingga Pengambilan Sertifikat Rumah

Bagaimana Cara Agar Booking Fee Tidak Hangus?

Untuk menghindari risiko booking fee yang hangus, ada beberapa langkah yang bisa diambil:

Melakukan Simulasi KPR

Simulasi KPR sangat penting untuk mengetahui kemampuan finansial Anda dalam membeli rumah, termasuk dalam hal pembayaran DP dan cicilan bulanan. Simulasi ini membantu Anda memahami jumlah biaya yang harus disiapkan dan kemampuan membayar cicilan ke depannya.

Melakukan BI Checking

BI checking adalah proses penting yang perlu dilakukan sebelum mengajukan KPR. BI checking mencakup pemeriksaan riwayat kredit calon debitur dalam Sistem Informasi Debitur (SID). Melalui BI checking, bank bisa menentukan kelayakan Anda untuk mendapatkan KPR. Sering kali, booking fee menjadi hangus karena pengajuan KPR ditolak akibat masalah pada BI checking. Oleh karena itu, pastikan riwayat kredit Anda bersih dan lakukan BI checking sebelum membayar booking fee.

Kamu bisa memantau Alam Sutera untuk berbagai produk baru yang akan dihadirkan dan melakukan booking fee terhadap produk-produk terbaru Alam Sutera. Membeli rumah di kawasan strategis seperti Alam Sutera bisa menjadi investasi yang sangat menguntungkan. Alam Sutera menawarkan berbagai kelebihan, termasuk lokasi yang strategis, fasilitas lengkap, dan lingkungan yang nyaman dan aman.